Sabtu, 19 September 2015

MENGINAP DI YOGYAKARTA XI

MENGINAP DI YOGYAKARTA X

MENGINAP DI YOGYAKARTA IX

SOWAN KE TROWULAN VIII


       Setelah puas istirahat di pendopo agung, kami langsung menuju destinasi selanjutnya, ialah kolam segaran. Kolam segaran sebenarnya adalah sebuah kolam besar berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 375 m, lebar 175 m, tinggi 2,88 m dengan ketebalan dinding 1,60 m, kolam segaran berfungsi sebagai penampung air dan irigasi serta pusat dari kanal-kanal kota di era Majapahit. Selain fungsinya dalam hal pengairan, kolam segaran berfungsi pula sebagai taman kerajaan, tempat rekreasi dan tempat menyambut tamu negara. Konon ada folktale tentang kolam segaran di masa lalu, dikisahkan ketika utusan kerajaan mongol datang ke Majapahit, raja menjamu mereka dengan makan siang yang mewah, disuguhkan dalam piring dan gelas dari emas. Para tamu dan punggawa kerajaan menyantap hidangan sambil menikmati keindahan taman kolam segaran. Setelah perjamuan selesai, sang raja dengan bangganya mengatakan,"Di sini kami menggunakan peralatan makan dari emas dan perak, bertatakan berlian, dan kami selalu menggunakan buatan baru, karena setelah digunakan, orang-orang kami akan langsung membuangnya ke kolam ini." Setelah berbicara demikian, sang raja pun memerintah para dayang untuk membuang semua peralatan makan tersebut ke kolam segaran. Tetapi sebenarnya di dasar kolam telah dipasang jaring, yang nantinya berguna untuk mengangkat peralatan makan yang sudah dibuang.

SUMBER
        Saat kami tiba di Kolam Segaran, suasana benar - benar riuh, rupanya sedang diadakan lomba perahu dayung yang termasuk dalam salah satu acara Bentengan. Oh ya, dalam perjalanan ke tempat ini kami sempat kehabisan premium jadilah siang itu kami disibukkan dengan acara dorong mendorong sepeda ppfffttt.... >_< baru ketemu sama penjual eceran pas di depan Kolam Segaran waalaaahhh...... sampai sana sudah capek dan cuma bisa nonton dari seberang jalan, bagaimana bersemangatnya para peserta mendayung di tengah panas matahari jam 12:00 pun penonton tak kalah ramainya, tidak hanya sampai berjubel sambil memeluk pagar tapi juga sampai meluber ke jalanan, memperparah kemacetan di jalan yang tidak terlalu lebar itu. Sekitar 30 menit kami menonton dari seberang jalan, di depan kios pengecer premium, tanpa tahu lagi siapa pemenangnya, kami memutuskan berteduh saja ke museum yang nyaris berhadapan dengan Kolam Segaran.

KANAL PURBA MAJAPAHIT SUMBER

SKETSA TRANSPORTASI KANAL MAJAPAHIT SUMBER

       Museum yang di hari biasa relatif sepi, menjadi sangat ramai, karena selain halamannya dijadikan tempat parkir penonton perahu dayung, juga didirikan sebuah pentas musik dan beberapa kios cinderamata tambahan. Di sini pengunjung di larang mengambil foto, meskipun demikian masih banyak juga yang berpose  di depan kamera dengan santai, kami tidak termasuk kok... >_< Museumnya menarik sekali, terdiri dari gedung utama berlantai dua dan beberapa pendopo joglo di belakang. Bangunan utama lantai 1 dijadikan tempat pameran barang - barang temuan selama penggalian situs Trowulan, sedangkan di lantai dua... kami tidak tahu di sana ada apa wkwkwkwk...
     

BANGUNAN UTAMA DAN PENDOPO DI BELAKANG SUMBER

PINTU MASUK MUSEUM SUMBER

ANTARA BANGUNAN UTAMA DAN PENDOPO SUMBER

SUMUR DI DALAM MUSEUM SUMBER

SALAH SATU DI DALAM MUSEUM SUMBER

      Setelah puas di dalam, kami lanjut ke bagian pendopo di belakang. Di sini tidak kalah bagusnya, bangunan pendoponya saja sudah sangat menarik minat saya. Tidak seperti di bangunan utama, di pendopo banyak menyimpan artefak, bagian-bagian bangunan/candi yang tidak berbentuk, patung - patung dan prasasti-prasati yang belum pernah di muat di buku sejarah. Yang paling menarik perhatian saya di pendopo adalah rekontruksi rumah penduduk zaman Majapahit yang baru setengah jadi. Ada program yang sangat bagus dari pemprov JATIM dan pemda Mojokerto terkait model rumah Majapahit ini. pemprov dan pemda mengadakan rekontruksi rumah penduduk di desa-desa yang menerima program ini (yang biayanya cuma-cuma) menjadi model rumah Majapahit untuk dijadikan  wisata budaya Majapahit di Trowulan,,, sebuah penghargaan tinggi kepada leluhur... waaahhh kereeennnn...... ^_^


VIEW DI PENDOPO SUMBER


MODEL RUMAH SUMBER

KAMPUNG MAJAPAHIT SUMBER

KAMPUNG MAJAPAHIT SUMBER
      Hari sedang terik-teriknya saat kami keluar dari museum, menyempatkan diri membeli kenang-kenangan, setelahnya kami menuju Wihara untuk mengembalikan motor dan pamit mohon diri... :) Suasana di Wihara jauh lebih ramai dibandingkan saat kami berangkat, ternyata banyak juga peziarah yang datang, gerbang depan pun dimeriahkan oleh para pedagang.
      Perjalanan ke Trowulan memberikan kesan yang mendalam untuk saya, di tengah ributnya perselisihan soal perbedaan, dan rasa saling membenci karena itu, ternyata tidak mengikis sifat baik penduduk Trowulan, entah yang ber-KTP Islam, Hindu, Kristen ataupun Budha. Kapan-kapan temani saya kembali ke sini, kita menginap lagi di Wihara :D
       Ternyata entri ini sekaligus sebagai penutup kisah perjalan kami SOWAN KE TROWULAN, terimakasih untuk yang dengan setia mengikuti sampai selesai meskipun update entrinya butuh waktu TIGA tahun wkwkwkwwk... >_< Ngomong-ngomong hutang saya menyelesaikan tulisan yang lain masih banyak wkwkwk... >_< Sekali lagi terimakasih banyak... dan sampai jumpa di entri berikutnya ya...! SEMANGAT!!! :D


MENGINAP DI YOGYAKARTA VIII


      Kami bangun hanya beberapa menit sebelum adzan magrib terdengar, ternyata kami benar-benar capek, saya malah merasa agak pusing dan demam walah... tapi demi semangat malam minggu, rasa sakit dan lelah pun hilang seketika wkwkwk (>.<) Kami keluar hotel setelah magrib, tempat pertama yang dicari adalah lesehan, kesalahan waktu itu adalah kami belum paham dengan keberadaan angkringan. Karena harga di lesehan-lesehan malioboro terbilang tidak bersahabat dalam soal harga dan rasa. Tapi yang membuat menarik adalah para pengamennya. Mereka bermusik juga sambil lesehan, setara dengan tamu yang menjadi sumber pendapatan mereka, ini yang disebut dengan kerendahan hati :D (saya jadi sebal kalau ingat perangai pengamen-pengamen sepanjang jalur bis umum di Banyuwangi) Selain pengamen juga ada yang menawarkan jasa karikatur dilukis di tempat, dan bisa selesai sebelum pesanan makanan datang, saya lihat cukup banyak yang menggunakan jasa ini selama di lesehan.

LESEHAN MALAM HARI (sumber)

      Setelah makan kami berencana menyusuri jalan malioboro dan hunting pernak-pernik, tapi kok malah tertarik untuk melakukannya sambil naik dokar wahaha, jadi kami coba tawar menawar dengan salah satu pak kusir. Pak kusir pertama memberi tarif 50ribu per/orang, whaat...? oke kami langsung cancel, itu terlalu tidak masuk akal wkwkwkk... Oke beralih ke lainnya, pak kusir kedua pasang tarif 60ribu, whaaat...?! lebih tidak masuk akal lagi, rupanya pak kusirnya ikutan bingung dengan ekspresi kami lalu bertanya lagi, "Berapa orang toh yang mau naik mbak?" Saya jawab, "Kami berdua saja pak". "Ya sudah mbak silahkan, 60ribu ya jadinya?". "Loh 60ribu sudah berdua ini?" "lah iya mbak dikiranya satu orang 60ribu toh?" walaaahhh..... wkwkk kirain (>.<)

DOKAR/DELMAN MALIOBORO (sumber)

     Jadilah kami naik dokar ini keliling Malioboro, rutenya dari Malioboro - Keraton - alun-alun - pusat dagadu - pusat bakpia patok (di sini berhenti) - karena Malioboro jalan satu arah, jadi pulangnya lewat jalan lain yang saya nggak tahu namanya wahaha... pokoknya kembali lagi ke Malioboro dan berhenti di tempat kami naik tadi. Lumayan jauh juga rutenya gak rugi lah bayar 30ribu per-orang. Dokar di sini punya semacam kerjasama dengan beberapa gerai bakpia patok dari berbagai merk. Jadi setiap mereka membawa penumpang akan otomatis diberhentikan dulu di gerai rekanannya. Kebetulan pak kusir yang mengantar kami ini berafiliasi dengan bakpia patok 25. Sebagai imbalannya, pak kusir akan dapat upah dari gerai bakpia entah berapa rupiah.


MALIOBORO MALAM HARI (sumber)

      Menikmati suasana Malioboro dengan naik dokar sungguh menyenangkan sekali, kami tidak berhenti tertawa sepanjang jalan mengingat kenekatan kami datang kemari wahahaha... masih seperti mimpi rasanya, masih tidak percaya kalau malam itu kami berada di sana wkwkwkk (>.<) Karena memang saat itu malam minggu, suasanaya jadi lebih ramai lagi, sepanjang jalan dipenuhi oleh pejalan kaki yang sebagian besar adalah pelancong, baik dari dalam maupun luar negeri. Ada lagi yang unik, di lampu merah dekat kantor pos besar banyak sekali hiasan - hiasan yang sengaja dipasang oleh seniman lokal, seperti patung - patung bayi yang berkejaran merangkak naik ke sebuah tiang di kanan kiri jalan dan di atas kami hihihi... so cute... (6.6)

MUSIK JALANAN YANG KHAS DI JOGJA (sumber)

     Setelah sampai kembali di malioboro, kami jalan pelan - pelan sembari melaksanakan niat berburu pernak-pernik, mbak Fina belanja banyak hihihi... saya mah cuma ngumpulin pernak-pernik mainstream seperti biasa hihihi (>.<). Di sudut-sudut lampu merah di Jogja atau di manapun, ada seniman-seniman lokal yang memainkan alat musik terbuat dari bambu (semacam rindik kalau di Bali) Begitu juga di Malioboro, kita akan menemukan pertunjukkan ini ramai di tonton pengunjung di sepanjang jalan. Musiknya terdengar etnik seolah menjadi "suaranya" Malioboro.
   
ANGKRINGAN (sumber)

      Tidak terasa sudah hampir pukul sembilan malam dan rupanya rasa lapar kembali datang, walah... perut sudah minta diisi lagi wahahaa... kali ini karena sudah tidak mau lagi beli di lesehan, akhirnya kami beli di salah satu angkringan dekat hotel, sayangnya lauk pauknya sudah habis dan masih menunggu pasokan lagi, untung ada penjual lalapan tepat di sebelahnya, dan harganya standar lalapan di Malang, walah tau begini tadi beli di sini juga hehehe... Sebelum kembali ke hotel, kami muter-muter dulu nyari rental komputer buat memindah foto dari camdig ke flash, soalnya sudah mau penuh, dengan tarif 5ribu, memori camdig kembali kosong untuk besok hihihi... (^.^). Tepat pukul 10 malam kami baru tiba di hotel, makan lagi sambil berhitung soal pengeluaran seharian itu. TV menyala sampai tengah malam, kami tertidur mengumpulkan lagi tenaga untuk petualangan besok... (^.^)

~Malam minggu di Malioboro~


Bonus >>> lihat rindik tabuh telu Warga Budaya versus  Tim Melbourne

ALAT MUSIK RINDIK BALI (sumber)

MY FIRST FLIGHT (BANJARBARU II)


      Kesan pertama naik pesawat cukup menarik dan seru, apalagi saya berangkat sendiri. Perjalan dari Juanda ke Syamsudin Noor memakan waktu sekitar 60 menit dan hari itu cuaca cerah, jadi sedikit mengurangi rasa khawatir saya di udara hehehe... Saya amati suasana di dalam pesawat, sesekali pramugari menawarkan minuman dan cemilan (tentunya bertarif ya hehehe...) penumpang lain sibuk dengan kegiatannya sendiri-sendiri, bocah laki-laki di belakang saya, rupanya juga baru pertama kali naik pesawat, sepertinya sangat menikmati perjalanannya :D Kalau saya sih biasa, serunya cuma saat lepas landas dan landing saja, setelah pesawat berada di atas awan, akhirnya bosan juga hahaha :D

LANDING SAVETY

     Untungnya ada beberapa majalah yang disediakan, lumayan untuk mengusir bosan :D dan lama-lama terlibat percakapan juga dengan pasangan suami istri teman seperjalan saya :) Sekitar 10 menit sebelum landing, pramugari menyampaikan pengumuman untuk kembali memakai sabuk pengaman. Wah sebentar lagi sudah sampai senangnya.... (^.^) Daratan mulai tampak dengan warna-warni kehidupan, pemandangan kota Banjarbaru sudah mulai terlihat waahh.... Saya berada di atas pulau Kalimantan (^.^) exciting...! Ini baru pertama kalinya saya berkunjung ke Kalimantan, pertama kali pula merasakan naik pesawat terbang dan... baru pertama kali juga ikutan tes CPNS hihihihiii... Jadi acara berkunjung ke Kalimantan ini exciting-nya berkali lipat (>.<)


PINTU MASUK KEDATANGAN

    Pesawat pun landing dengan lancar, alhamdulillah... (^.^) Setelah turun dari pesawat, kami dijemput oleh shuttle service menuju ke pintu masuk bandara. Yang punya bagasi, antri dulu untuk ambil barang, saya berhubung gak ada bagasi (cuma di kabin saja) ya nonton waalaah.... ngapain mbak?!  (>.<) Dari rekomendasi teman-teman, saya berniat menggunakan taxi untuk perjalanan ke hotel. Saya baru tahu kalau ada sistem antrian taxi model begini (sepertinya sudah teroganisir dengan lebih baik, berbeda dengan antrian taxi biasa), jadi ternyata kita tidak bisa nego langsung dengan sopir yang dapat giliran jalan (tergantung sopirnya sih pakai argo atau tidak) tapi harus ke semacam loket untuk melihat jarak tujuan kita dan menentukan berapa harganya (dilayani pihak ketiga). Dan harganya fantastis (170ribu), jauh dari apa yang dikatakan teman-teman waaah... jadi ya saya cancel saja. Karena ternyata lebih murah menggunakan jasa antar jemput milik hotel, saya putuskan untuk dijemput saja. Sementara saya menunggu jemputan datang, muter-muter deh cari makan siang, ujung-ujungnya terdampar di KFC (di Jawa juga banyak mbak... wkwkwk) sekalian charge HP :D

 
SHUTTLE SERVICE BANDARA

      Harga KFC di sini ternyata juga lebih mahal ya... (T^T) Ya sudah lah, lumayan dapat listrik gratis dan bisa ngadem. Oh ya waktu itu memang sadang terjadi kebakaran hutan di wilayah kalimantan, jadi udara di luar dipenuhi kabut asap meskipun tidak terlalu tebal, suhu udara juga panasnya... Sekitar 30 menit saya baru dihubungi kalau mobil jemputan sudah di tempat parkir dan sopir lagi nyariin saya di loby depan kedatangan. Ternyata hotel memakai mobil jenis avanza yang lebih nyaman daripada taxi (dan tarifnya 100ribu) :D 30 menit lebih sedikit saya sampai di hotel, nah nanti dari hotel ke tempat ujian sudah dekat sekali, kira-kira 10 menit pakai mobil :D Hotel juga dekat dengan universitas Lambung Mangkurat, kalau mau ke Martapura dan pasar apung bisa ditempuh perjalanan sekitar 30 menit juga dengan mobil :)


WELCOME :D
     
LOBY DAN CAFETARIA


      Sampai juga di penginapan.... sudah kepingin cepat-cepat istirahat dan belajar (^.^) Saya dapat kamar di lantai satu, kamar nomor dua dari depan (seperti di dalam foto) kamarnya bagus, bersih dan nyaman... alhamdulillah..... lebih dari ekspektasi (karena dulu website-nya tidak mencantumkan foto kamar) di sediakan juga dua handuk bersih, air mineral, sabun dan dua gelas bersih waaa... Yang lebih penting lagi bed dan kawan-kawannya nyaman sekaliii..... sepertinya propertinya memang bagus-bagus :D Ini lebih murah rasanya kalau dibandingkan dengan hotel waktu di Jogja dulu yang pakai fan, karena di sini pakai AC :D


LAYANAN HOTEL MELATI VERSI BANJARBARU




ADA LAMPU TIDURNYA :D


SELURUH PERALATAN TOILET PAKAI AMERICAN STANDARD

       Minusnya adalah agak jauh dari warung makan, tapi ini langsung terbayar, karena masakan hotel enak-enak.... dan harganya sangat njawani seporsi cukup 10ribu... memang sih menu untuk setiap jam makan sudah ditentukan (dua jenis menu setiap jam makan), untuk makan malam hari ini dua menunya adalah nasi goreng dan lalapan ayam krispi. Karena tidak mau kecewa dengan nasi gorengnya, saya memilih ayam krispi saja (karena sudah sempat lihat wujudnya dari pesanan kamar sebelah) tapi ternyata sudah habis, terpaksa lah nasi goreng :( saya tunggu di kamar, sekitar 10 menit nasi goreng sudah di antar ke kamar (layanan plus lagi ini wow) Dari wujudnya sepertinya enak, yap memang enak banget sampai terharu (>.<) benar-benar di luar dugaan hahaha.... maaf ya ibu yang masak sudah meragukanmu (>.<)


MENU MAKAN MALAM


SARAPANKU :D

      Menu sarapan juga menarik, pilihan menunya, nasi kuning dan lontong sayur. Saya memilih nasi kuning (ingin tahu rasaya nasi kuning buatan orang Banjar) Setelah datang ternyata memang menarik. Lagi-lagi enak......... nasi kuning hangat yang gurih dan wangi di sandingkan dengan ayam kecap dan serundeng manis sungguh pas sekali dijadikan sarapan untuk yang mau ujian wkwkwk... :D Apalagi ada taburan bawang goreng, kerupuk, sambal bajak dan minumnya teh hangat walaah... Indonesia sekali ya :D Dan tarif hotelnya hanya 180ribu ditambah dua kali makan jadi 200ribu waaaa muraaahhh.... :D Lebih murah daripada di Jogja... recomended banget pokoknya buat yang mau cari penginapan di Banjarmasin, layanan plusnya itu menyenangkan sekali... :D
       Saya diantar lagi pakai mobil hotel (ternyata selain penginapan juga rental mobil) dari hotel ke tempat ujian (kantor BKN Banjarmasin) 50ribu langsung dibayarkan ke sopir setelah sampai di tempat tujuan, rencananya saya akan pakai mobil hotel lagi saat pulang nanti (dari BKN ke bandara). Kantor BKN Banjarmasin seperti apa dan bagaimana suasananya saat itu sudah tidak sempat lagi diabadikan. Tapi cukup tertib, baik dari panitia maupun peserta, tempatnya juga bersih, bagus dan dari loby sudah pakai AC wkwkwkwkkkk memang di sini udaranya hangat (>.<)

DIANTERIN :D
      Pelaksanaan ujian molor hingga hampir satu jam, saya baru keluar gedung pukul setengah dua siang, ternyata waktu itu sopir hotel tidak ada yang stand by, bingung nih mau naik apa ke bandara. Akhirnya ada taxi yang baru mengantar peserta ujian gelombang berikutnya, saya coba deh bertanya. Beruntung setelah nego orangnya setuju dengan harga 90ribu, waaah lebih murah lagi dari mobil hotel :D plus sopirnya juga ramah dan suka ngobrol :D
       Sampai di bandara langsung cari makan siang, karena kemarin sudah di KFC jadi ingin coba yang lain, tapi ya ternyata menu yang ditawarkan di bandara juga standard makanan di jawa, tempat-tempat yang menawarkan menu khas malah kelihatan sepi dan ekslusif (jadi segan untuk masuk). Akhirnya saya berhenti di salah satu tempat yang cukup ramai pembelinya dan memesan menu, menu umum lalapan ayam. Lumayan kaget dengan harganya (dan pembelinya) karena rata-rata yang makan di situ ya sopir taxi bandara, tukang angkut barang dan beberapa penumpang dengan penampilan biasa (jadi saya pikir cukup murah kalau makan di situ). Bayangkan saja seporsi lalapan ayam dan nasi (tanpa minuman)  seperti di foto ini dihargai 35ribu, ya... okelah ini memang di bandara :(
    

MAKAN SIANG DI BANDARA

     Jadwal penerbangan saya masih jam lima sore, jadi ada cukup waktu berkeliling. Saya sempatkan cari pernak-pernik buat kenang-kenangan, masuk lagi deh ke salah satu gerai cinderamata di bandara. Ada seorang ibu yang menegur saya dan menyarankan untuk membeli gelang manik-manik seperti yang dia beli, katanya untuk mencegah guna-guna wahahaha :D sayangnya saya tidak suka pakai gelang (>.<) ujung-ujungnya beli pernak-pernik mainstream (gantungan kunci berbentuk pulau kalimantan dari batu pualam hijau 10ribu perbiji) Yang lain banyak sih, seperti batu cincin, gelang ronce, tas manik-manik, kalung manik-manik, dompet manik-manik, pokoknya semua yang berkilau ada di sini, oh ya tentu saja ada kain tenun khas banjar. Masih menurut ibu yang tadi nyuruh saya beli gelang, kalau mau beli kain ikat jangan di sini, di Martapura sana murah-murah bisa ditawar, pilihannya juga banyak. Harga kain per-meternya memang amazing, rata-rata 1,5jt ke atas (T_T) Jadi punya keinginan suatu saat bisa kembali ke Banjarmasin dan mengeksplor Martapura (kalau beli kainnya kayaknya mikir-mikir lagi deh (>.<)

GERAI CINDERAMATA DI BANDARA
      Akhirnya tiba juga saatnya untuk antri masuk ke ruang tunggu, eh tidak disangka malah bertemu dengan adik kelas di kampus dulu (ternyata juga ikutan tes di sini) dia sudah mau masuk ke gate bersama rombongan keluarganya, weee enak banget, saya mah seorang diri (T_T) Pukul setengah lima saya juga sudah memasuki pesawat dan siap lepas landas kembali ke Jawa (T_T) Kok jadi agak sedih ya :( Iya saya jatuh cinta sama Banjarmasin, ingin sekali mengenalnya lebih jauh suatu saat nanti :D
      Kali ini pesawat lepas landas saat matahari sudah tenggelam, pandangan saya tidak lepas dari jendela pesawat, hingga kerlip lampu terakhir kota Banjarbaru tak terlihat lagi :) Saya sampai di Juanda sekitar pukul tujuh malam dan langsung naik damri jurusan Juanda - Bungur dengan tarif 20ribu yang ternyata bagus dan pakai AC (waktu berangkat kemarin dari Juanda pakai taxi 60ribu) Beruntung sampai Bungur ternyata masih ada patas jurusan Jember, jadi cukup nyaman dipakai buat istirahat :D
      Perjalanan kali ini menyenangkan, single trip ternyata (ehmm..) lebih menyenangkan hahahaha (di saat-saat tertentu sih hehehe..) Akhirnya meskipun nilai ujian saya tidak lolos, tetap tidak mempengaruhi kesan manis dari sebuah perjalanan melihat dunia, dan semakin manis ketika teman seperjalanan saya menuju Jember, berbagi kue manis yang unik dari Ampel, kue ini awet di makan sampai rumah saking besarnya. Akhir kata, terimakasih buat semuanya yang telah baik dan membantu selama peroses perjalanan kali ini.... kalian orang-orang Indonesia yang menyenangkan...! (^.^)

Bonussss >>>

Pukis Arab/ Pukis Ampel
Rasakan manisnya di sini wkwkwkwkw.... (>.<)


PUKIS ARAB/PUKIS AMPEL YANG GURIH-MANIS


Selasa, 09 Desember 2014

SOWAN KE TROWULAN VII

   
        Tibalah saatnya kunjungan ke pendopo agung dan museum, di entri kemarin sudah sedikit saya infokan kalau waktu itu ada acara besar di Trowulan. Yap! rupanya hari itu adalah hari jadi Majapahit ke 719 yeaahh... ^.^) Acara ini bukan hanya memperingati hari jadi saja, tapi merupakan ajang rekonsiliasi dua kerajaan yaitu Majapahit dan Padjajaran. Rekonsiliasi ini terkait perang Bubat yang terjadi sekitar tahun 1357 masehi/ 1279 saka pada masa pemerintahan Hayam Wuruk.



    
      Sedikit kisah tentang perang Bubat, diawalai saat Hayam Wuruk ingin memperistri Dyah Pitaloka putri dari kerajaan Padjajaran, selain terpikat oleh kecantikan Dyah Pitaloka, Hayam Wuruk dan Linggabuana (raja Padjajaran saat itu) ingin memperkuat satu sama lain lewat hubungan pernikahan. Gajah Mada sebagai patih yang saat itu sedang memegang sumpah palapa-nya melihat peluang untuk menjadikan kerajaan Padjajaran sebagai bawahan dan perluasan daerah kekuasaan Majapahit (tujuan sumpah palapa: Gajah Mada bersumpah tidak akan menikmati kesenangan duniawi sebelum berhasil mempersatukan nusantara di bawah kekuasaan Majapahit).




     Umumnya dalam pernikahan, pihak laki - laki yang mendatangi kediaman pihak perempuan tapi entah kenapa dalam pernikahan Hayam Wuruk - Dyah Pitaloka, pihak Padjajaran- lah yang datang ke Majapahit. Gajah Mada bertugas untuk menjemput rombongan pengantin ini di desa Bubat. Setelah kedua pihak bertemu, Gajah Mada mengutarakan niatnya kepada Linggabuana untuk menyerahkan Dyah Pitaloka sebagai selir, bukan istri (permaisuri) dan meminta Padjajaran untuk mengakui kekuasaan Majapahit. Karena tidak sesuai dengan kesepakatan awal, Linggabuana tidak menerima dan tentu saja terhina bukan main. Akhirnya iring-iringan pengantin ini berubah menjadi pertempuran antara Gajah Mada dengan pasukannya dan iring-iringan pengantin dari Padjajaran. Karena kalah jumlah dan persiapan, tentu saja pihak Padjajaran kalah total. Seluruh rombongan terbunuh termasuk Linggabuana, sedangkan permaisuri dan Dyah Pitaloka bunuh diri di tempat. Sementara di kotaraja, Hayam Wuruk bukan main kagetnya saat menerima kabar pertempuran di Bubat dan menyusul ke sana.
    


     Semenjak peristiwa itu hubungan antara Majapahit dan Padjajaran memburuk, gelombang kebencian atas penghinaan Majapahit makin menjadi dan berakhir dengan perang dingin berkepanjangan. Bahkan sampai saat ini pernikahan antara lelaki suku jawa dengan perempuan suku sunda masih dianggap pamali dan tidak boleh dilakukan. Perasaan saling tidak menyukai dan saling ejek masih terasa hingga sekarang (menurut saya sih) dari mulai mengajukan usul penamaan provinsi jawa barat menjadi provinsi sunda, dan seringnya orang-orang sana menjuluki jawa tengah dan jawa timur sebagai "jawa", tentunya sering kita mendengar istilah "pulang ke jawa" atau "pergi ke jawa" bila seseorang hendak berpergian dari jawa barat ke jawa tengah maupun jawa timur (>.<) see sakit hati itu masih ada, seperti sudah mendarah daging di setiap generasi :(
   





    Keadaan ini juga disadari oleh pihak - pihak terkait, karena generasi raja - raja juga masih memegang trahnya hingga saat ini (baik trah Padjajaran dan Majapahit) maka di hari jadi Majapahit ke 719 lembaga adat keraton padjajaran dan the sukarno center (pemangku kerajaan Majapahit saat ini yang berlokasi di Gianyar) mengadakan pertemuan dalam bentuk upacara yang disebut dharmasiksa. Dharmasiksa sendiri adalah nama dari kakek raden Wijaya, beliau adalah raja Padjajaran di era kerajaan Singhasari masih berkuasa. Jadi sebenarnya pendiri Majapahit adalah hybrid dari suku jawa dan sunda, baca jawa timur dua dan jawa timur tiga. See... Dyah Pitaloka dan Hayam Wuruk bersaudara, trah Majapahit bersaudara dengan trah Padjajaran, oleh karena itu perang bubat tidak selayaknya terjadi :(


SUMBER

SUMBER

      Upacara dharmasiksa merupakan rangkaian upacara simbol perdamaian disertai rasa saling memaafkan dan menghormati di antara kedua pihak atas terjadinya perang bubat di masa lampau. Yang menjadikan momen ini lebih istimewa lagi adalah kehadiran raja dan ratu kerajaan maupun kesultanan se - Indonesia.

SUMBER.

      Pendopo agung saat ini dipercaya sebagai lokasi pendopo Majapahit di masa lalu, letaknya tidak jauh dari museum dan kolam segaran, cukup jalan kaki beberapa menit dari jalan utama Mojokerto - Jombang. Saya suka sekali dengan tempat ini, suasananya sejuk, terlebih saat itu sedang dihias dan bersih, jadi makin betah rasanya :D sayang toiletnya tidak menyediakan kakus, jadi hanya bisa dibuat BAK dan mandi saja. Tempat parkir ada di sisi kanan pendopo, luas sekali dan sebagian jadi lahan pedagang dadakan. Memiliki dua gapura berbentuk candi bentar, dua gapura ini dihubungkan dengan seruas jalan aspal yang kanan kirinya merupakan halaman luar berupa pekarangan luas dengan beberapa pohon (pada saat itu halaman depan dijadikan tempat parkir khusus tamu undangan). Setelah masuk ke gapura kedua, kita akan disambut oleh patung raden Wijaya, patung dada Gajah Mada dan sebuah bangunan berupa joglo yang lumayan besar.





       Kami sempat berkeliling bangunan pendopo beberapa kali sebelum tamu-tamu penting datang hehehe... duduk-duduk di karpet yang sudah digelar, melihat-lihat ornamen, alat-alat upacara, panitia dan penari-penari yang sibuk berdandan di belakang pendopo, mengabadikan diri di setiap sudut, leyeh-leyeh melepas lelah setelah berkeliling ke situs-situs sedari pagi. Setelah beberapa rombongan datang dan prosesi mulai dilakukan, kami tetap saja duduk-duduk di situ, tanpa menyadari kalau ternyata tempat sudah disterilkan dari pengunjung umum sejak tadi, pantesan sepi uahahahahaaa... tapi kok tidak ada yang menegur ya hahahaaa mungkin waktu itu sosok  kami tidak terlihat (>.<)




       Di bagian belakang pendopo ada sebuah pagar dengan relief yang menceritakan pembangunan keraton Majapahit di masa raden Wijaya, berikut daftar nama raja-raja yang berkuasa dari awal hingga akhir. Di balik pagar ini kita akan menemukan halaman belakang yang rimbun oleh pepohonan dan terasa agak gimana gitu... kata orang jawa istilahnya singup (~.~)




     Setelah puas berkeliling, kami melanjutkan perjalanan ke museum dan kolam segaran. Sebenarnya ingin sekali melihat prosesi di pendopo agung, tapi karena acaranya tertutup jadi ya tidak bisa :(

Oke deh entri selanjutnya membahas tentang museum dan kolam segaran :D
Terimakasih sudah membaca... Semoga bermanfaat... :D